Sejarah Peminatan Kelas 10 kurikulum 2013 KETERKAITAN ZAMAN PURBA

Kehidupan Manusia Praaksara Di Indonesia


1)   Kehidupan Di Bidang Kepercayaan
a)   Masa Mezolithikum (Zaman Batu Madya)
Pada masa ini, manusia telah mengenal kepercayaan dan penguburan mayat. Ditemukannya lukisan atau gambar manusia, kadal, dan perahu di dinding-dinding gua di Pulau Seram dan Papua. Lukisan tersebut merupakan gambar nenek moyang yang dianggap memiliki kekuatan magis sebagai penolak roh jahat. Sedangkan gambar kadal dianggap sebagai penjelmaan nenek moyang atau kepala suku yang memiliki kekuatan magis (totemisme). Adanya kepercayaan yang digambarkan dilukisan di dinding gua tersebut menandakan bahwa masyarakat purba sudah mengenal pemikiran tentang kehidupan sesudah mati. Dengan ditemukannya bukti penguburan di Gua Lawa (Sampung) dan di Kjokkenmodinger membuktikan bahwa pada masa zaman Mezolithikum sudah ada upacara penguburan untuk menghormati nenek moyang yang telah meninggal.
b)   Masa Neolithikum (Zaman Batu Muda)
Pada masa ini, pemujaan terhadap arwah atau roh nenek moyang mendapat tempat yang penting. Pemujaan terhadap arwah nenek moyang tersebut diharapkan dapat memberikan kesejahteraan bagi orang yang masih hidup, memberikan kesuburan tanah untuk bercocok tanam, dan berkembangnya hewan ternak mereka. Masyarakat Zaman Neolithikum mempercayai adanya kekuatan “di luar” kekuatan manusia. Kepercayaan mereka dikenal dengan sebutan animisme, yaitu kepercayaan tentang adanya roh-roh yang memiliki kekuatan gaib. Kepercayaan lainnya adalah animisme,yaitu kepercayaan terhadap benda-benda yang dianggap memiliki kekuatan.
c)    Masa Megalithikum
Pada masa ini, kepercayaan animisme dan dinamisme semakin berkembang. Sistem kepercayaan masyarakat pada masa megalithikum sangat berkaitan erat dengan sistem kebudayaannya yang menghasilkan bangunan-bangunan monumental yang terbuat dari batu-batu besar dan masif. Bangunan-bangunan terssebut, diantarannya :
                                                        i.            Menhir, yaitu tiang atau tugu batu yang terbuat dari batu tunggal dan ditempatkan pada suatu tempat. Berfungsi sebagai sarana pemujaan arwah nenek moyang, tempat memperingati seseorang yang telah meninggal, dan tempat menampung kedatangan roh.
                                                      ii.            Punden Berundak, yaitu bangunan pemujaan yang bertingkat.
                                                    iii.            Dolmen, yaitu meja batu sebagai tempat sesaji.
                                                    iv.            Kubur peti batu, yaitu peti jenazah yang terpendam di dalam tanah berbentuk persegi panjang dan sisinya terbuat dari lempengan batu.
                                                      v.            Sarkofagus/keranda, yaitu peti jenazah yang berbentuk seperti lesung , tetapi mempunyai tutup.
                                                    vi.            Waruga, yaitu peti jenazah kecil yang berbentuk kubus dan ditutup dengan batu lainnya yang berbentuk atap rumah.
                                                  vii.            Arca-Arca Megalithik, perlambang atau gambaran nenek moyang pendahulu
                                                viii.            Bangunan-bangunan Megalithik sebagai tempat pemujaan
d)   Masa Logam/Perundagian
Pada masa logam, sistem kepercayaan animisme dan dinamisme masih tetap dianut dan  makin berkembang. Hal yang membedakan dengan masa sebelumnya adalah alat yang digunakkan untuk praktik kepercayaan. Pada masa logam, benda-benda yang  digunakkan untuk praktik kepercayaan biasanya terbuat dari bahan perunggu.Pada masa tersebut, praktik penguburan menunjukkan lapisan sosial antara orang yang terpandang  dengan rakyat biasa. Kuburan orang terpandang dibekali dengan barang mewah dari logam dan upacara yang dilakukan dengan cara diarak oleh orang banyak. Sebaliknya, apabila yang meninggal orang biasa, upacarannya sederhana dan kuburan mereka tanpa dibekali dengan barang mewah dari logam.
2)   Kehidupan Bidang Sosial
a)   Zaman Batu
¬  Zaman Paleolithikum
v  Manusia mulai hidup berkelompok dengan jumlah yang kecil.
v  Manusia hidup dengan berburu dan mengumpulkan makanan.
v  Nomaden(Berpindah-pindah).
v  Bahasa sebagai alat komunikasi sudah mulai terbentuk (menggunakkan tanda-tanda melalui gerakan badan).
¬  Zaman Neolithikum
Terjadi Revolusi Neolithik, yaitu perubahan dari mengumpulkan makanan (food gathering) menjadi menghasilkan makanan (food producing), dan dari kehidupan berpindah-pindah (nomaden) menjadi kehidupan menetap. Masyarakat menghasilkan makanan dengan cara bercocok tanam dan beternak. Masyarakat sudah bisa membuat rakit dan perahu, membuat kerajinan, membuat anyam-anyaman , gerabah,serta membuaat pakaian. Masyarakat pada masa ini cenderung bertempat tinggal di dekat sumber air. Tempat tinggal mereka berupa rumah sederhana dengan atap dari dedaunan.
b)   Zaman Logam
Pada masa ini, manusia di Indonesia hidup atau tinggal menetap di desa-desa di daerah pegunungan,dataran rendah, dan tepi pantai. Mereka hidup dalam perkampungan yang makin teratur dan terpimpin. Rumah orang yang mampu pada Zaman Logam adalah rumah besar bertiang dengan atap melengkung, dibawahnya (kolong) digunakan untuk tempat ternak. Pembuatan alat-alat dari logam mendorong adanya pembagian kerja berdasarkan keahlian.


3)   Kehidupan Bidang Budaya
                               i.            Zaman Batu
                                                        i.            Zaman Batu Tua (Paleolithikum)
Perkembangan  kebudayaan pada zaman ini sangat lambat akibat keadaan alam yang masih liar dan labil. Alat-alat yang digunakan masih kasar sebab teknik pembuatannya masih sederhana, yaitu dengan cara membenturkn antara batu satu dengan batu lainnnya. Contoh alat batu yaitu Kapak genggam.
                                                      ii.            Zaman Batu Madya (Mezolithikum)
Perkembangan kebudayaannya berlangsung lebih cepat daripada Zaman Batu Tua. Pendukung zaman ini adalah manusia yang cerdas (Homo sapiens).Keadaan alam sudah tidak seliar dan selabil Zaman Batu Tua, manusia telah mencapai tingkat kebudayaan yang jauh lebih tinggi.Alat batu yang digunakkan pada Zaman Batu Tua masih terus digunakkan dan dikembangkan pada Zaman Batu Madya. Manusia zaman ini telah mampu membuat gerabah, yaitu benda pecah belah yang dibuat dari tanah liat yang dibakar. Pada Zaman Batu Madya telah berkembang kebudayaan Tulang Sampung, kebudayaan Toala, dan kebudayaan Kapak Genggam Sumatra. Selain kebudayaan tulang, alat-alat serpih, dan kapak, pada masa Batu Madya telah berkembang pula seni lukis. Kegiatan menggambar pada dinding-dinding gua dilakukan oleh pendukung kebudayaan Mezolithikum ketika mereka mulai menetap di gua-gua.
                                                    iii.            Zaman Batu Muda (Neolithikum)
Perkembangan kebudayaan pada masa ini sudah sangat maju daripada zaman sebelumnya. Hal ini disebabkan adanya migrasi secara bergelombang penduduk proto-melayu dari Yunan, Cina Selatan ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Alat dari batu yang dipergunakan pada Zaman BaTu Muda sudah sangat halus pembuatannya karena mereka sudah mengenal teknik mengasah dan mengupam. Kebudayaan batu pada zaman ini dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu kebudayaan kapak persegi dan kebudayaan kapak lonjong.
                                                    iv.            Zaman Batu Besar (Megalithikum)
Pada Zaman Megalithikum menghasilkan bangunan-bangunan monumental yang terbuat dari batu-batu besar dan masif. Bangunan ini digunakkan sebagai sarana penghormatan dan pemujaan terhadap arwah nenek moyang.
                            ii.            Zaman Logam/Perunggu
Pada Zaman Logam ini, penduduk di Nusantara telah mampu mengolah dan melebur logam. Hasil dari kebudayaan logam berupa : kapak corong, nekara, bejana perunggu, arca-arca, benda-benda dari besi, dan gerabah.

4)   Kehidupan Bidang Ekonomi
a)   Zaman Batu
a.      Zaman Batu Tua (Paleolithikum)
Manusia purba pendukung Zaman Batu Tua hidup dengan berburu dan mengumpulkan makanan.Apabila hewan buruan dan umbi-umbian sudah berkurang di suatu tempat, mereka akan berpindah ketempat lain yang masih memiliki banyak sumber makanan.
b.      Zaman Batu Madya (Mezolithikum)
Sebagian manusia pendukung kebudayaan Mezolithikum masih tetap berburu dan mengumpulkan makanan, tetapi sebagian dari mereka sudah mulai bertempat tinggal menetap di gua-gua dan bercocok tanam secara sederhana.
c.       Zaman Batu Muda (Neolithikum)
Pada zaman ini,perubahan besar dalam kehidupan ekonomi terjadi. Perubahan tersebut dikenal dengan  Revolusi Neolitik, yaitu perubahan dari mengumpulkan makanan menjadi menghasilkan makanan, dan dari kehidupan berpindah-pindah menjadi kehidupan menetap. Mereka menghasilkan makanan dengan cara bercocok tanam dan beternak. Kehidupan bercocok tanam dan menetap memberikan banyak waktu luang bagi manusia pendukungnya. Waktu luang  ini mereka gunakan untuk berkarya meningkatkan hasil budayanya.
b)   Zaman Logam
Pada zaman ini, masyarakat sudah mengenal teknik-teknik pengolahan logam dan tata susunan masyarakat menjadi semakin kompleks. Pembagian kerja semakin ketat dan membutuhkan keterampilan tertentu. Pada Zaman Perundagian ini, masyarakat yang hidup dari bercocok tanam sudah mengalami tingkat kemajuan. Jika sebelumnya hanya dilakukan secara sistem ladang, sekarang menggunakan sistem persawahan. Mata pencaharian masyarakat pada Zaman Logam adalah pertanian dan perdagangan.
5)   Kehidupan Bidang Teknologi
a)   Zaman Batu
i.            Zaman Batu Tua (Paleolithikum)
Alat-alat yang digunakan masih sangat kasar sebab teknik pembuatannya masih sangat sederhana. Teknik tersebut dibagi menjadi 2, yaitu :
¬  Teknik Pemangkasan / core tools yaitu teknologi yang dilakukan dengan cara menempatkan batu yang akan dikerjakan pada sebuah paron (landasan untuk menempa) atau dipegang. Teknologi ini menghasilkan alat batu seperti kapak genggam, kapak perimbas, kapak penetak.
¬  Teknik Pembenturan, yaitu teknologi yang dilakukan dengan cara membenturkan batu dengan batu sehingga menghasilkan pecahan-pecahan batu. Pecahan-pecahan batu tersebut kemudian dikerjakan lebih lanjut melalui 2 teknologi, antara lain :
¯  Teknik clacton, adalah teknik membuat alat-alat batu untuk menghasilkan dataran pukul lebar dan kerucut pukul tebal (kapak perimbas dan alat serpih Ngandong).
¯  Teknik levallois, adalah teknik membuat alat-alat batu untuk menghasilkan dataran pukul yang berfaset ataau berbidang-bidang (kapak perimbas dan alat serpih Pacitan).
ii.            Zaman Batu Madya (Mezolithikum)
Pada zaman ini, alat-alat batu yang digunakan pada Zaman Batu Tua masih digunakan dan dikembangkan. Alat-alat ini juga mendapat pengaruh dari Asia Daratan sehingga memunculkan corak tersendiri.
iii.            Zaman Batu Muda (Neolithikum)
Pada Zaman Batu Muda, kemahiran membuat alat-alat dari batu sudah menunjukkan teknik yang sangat tinggi. Pembuatan alat-alat dari batu ini dilakukan dengan cara mengupam (mengasah). Selain itu, pada masa bercocok tanam ini perhiasan berupa gelang dari batu dan kulit kerang telah dikenal juga. Selain alat-alat yang terbuat dari batu dan tulang, gerabah, serta perhiasan, pada Zaman Batu Muda atau masa bercocok tanam, alat pemukul kulit kayu juga sudah digunakan.
b)   Zaman Logam
Pada Zaman Logam (masa Perundagian) atau masa bercocok tanam tingkat lanjut, teknologi berkembang lebih pesat daripada zaman sebelumnya. Salah satu penyebabnya adalah kemajuan dalam pelayaran dan perdagangan. Pembuatan alat-alat dari logam dikerjakan oleh orang-orang yang mempunyai keahlian khusus yang disebut undagi atau tukang.Teknik pembuatan benda perunggu ada 2 macam, yaitu dengan cetak setangkup (bivalve) dan cetak lilin (a cire perdue). Manusia pada periode ini juga sudah mampu melebur bijih-bijih besi dalam bentuk  alat-alat yang sesuai dengan keinginan dan kegunaannya. Pada masa ini, pembuatan gerabah juga berkembang pesat baik bentuk, teknik, maupun ragam hiasnya. Pada masa ini sudah dikenal teknik pembuatan gerabah dengan menggunakan roda putar pada landasannya

Komentar