Kehidupan
Manusia Praaksara Di Indonesia
1)
Kehidupan Di Bidang Kepercayaan
a)
Masa Mezolithikum (Zaman Batu
Madya)
Pada
masa ini, manusia telah mengenal kepercayaan dan penguburan mayat. Ditemukannya
lukisan atau gambar manusia, kadal, dan perahu di dinding-dinding gua di Pulau
Seram dan Papua. Lukisan tersebut merupakan gambar nenek moyang yang dianggap
memiliki kekuatan magis sebagai penolak roh jahat. Sedangkan gambar kadal dianggap
sebagai penjelmaan nenek moyang atau kepala suku yang memiliki kekuatan magis
(totemisme). Adanya kepercayaan yang digambarkan dilukisan di dinding gua
tersebut menandakan bahwa masyarakat purba sudah mengenal pemikiran tentang
kehidupan sesudah mati. Dengan ditemukannya bukti penguburan di Gua Lawa
(Sampung) dan di Kjokkenmodinger
membuktikan bahwa pada masa zaman Mezolithikum sudah ada upacara penguburan
untuk menghormati nenek moyang yang telah meninggal.
b)
Masa Neolithikum (Zaman Batu
Muda)
Pada masa ini, pemujaan terhadap
arwah atau roh nenek moyang mendapat tempat yang penting. Pemujaan terhadap
arwah nenek moyang tersebut diharapkan dapat memberikan kesejahteraan bagi
orang yang masih hidup, memberikan kesuburan tanah untuk bercocok tanam, dan
berkembangnya hewan ternak mereka. Masyarakat Zaman Neolithikum mempercayai
adanya kekuatan “di luar” kekuatan manusia. Kepercayaan mereka dikenal dengan
sebutan animisme, yaitu kepercayaan
tentang adanya roh-roh yang memiliki kekuatan gaib. Kepercayaan lainnya adalah animisme,yaitu kepercayaan terhadap
benda-benda yang dianggap memiliki kekuatan.
c)
Masa Megalithikum
Pada
masa ini, kepercayaan animisme dan dinamisme semakin berkembang. Sistem
kepercayaan masyarakat pada masa megalithikum sangat berkaitan erat dengan
sistem kebudayaannya yang menghasilkan bangunan-bangunan monumental yang terbuat
dari batu-batu besar dan masif. Bangunan-bangunan terssebut, diantarannya :
i.
Menhir,
yaitu tiang atau tugu batu yang terbuat dari batu tunggal dan ditempatkan pada
suatu tempat. Berfungsi sebagai sarana pemujaan arwah nenek moyang, tempat
memperingati seseorang yang telah meninggal, dan tempat menampung kedatangan
roh.
ii.
Punden
Berundak, yaitu bangunan pemujaan yang bertingkat.
iii.
Dolmen,
yaitu meja batu sebagai tempat sesaji.
iv.
Kubur
peti batu, yaitu peti jenazah yang terpendam di dalam tanah berbentuk persegi panjang
dan sisinya terbuat dari lempengan batu.
v.
Sarkofagus/keranda,
yaitu peti jenazah yang berbentuk seperti lesung , tetapi mempunyai tutup.
vi.
Waruga,
yaitu peti jenazah kecil yang berbentuk kubus dan ditutup dengan batu lainnya
yang berbentuk atap rumah.
vii.
Arca-Arca
Megalithik, perlambang atau gambaran nenek moyang pendahulu
viii.
Bangunan-bangunan
Megalithik sebagai tempat pemujaan
d)
Masa Logam/Perundagian
Pada
masa logam, sistem kepercayaan animisme dan dinamisme masih tetap dianut
dan makin berkembang. Hal yang
membedakan dengan masa sebelumnya adalah alat yang digunakkan untuk praktik
kepercayaan. Pada masa logam, benda-benda yang
digunakkan untuk praktik kepercayaan biasanya terbuat dari bahan
perunggu.Pada masa tersebut, praktik penguburan menunjukkan lapisan sosial
antara orang yang terpandang dengan
rakyat biasa. Kuburan orang terpandang dibekali dengan barang mewah dari logam
dan upacara yang dilakukan dengan cara diarak oleh orang banyak. Sebaliknya,
apabila yang meninggal orang biasa, upacarannya sederhana dan kuburan mereka
tanpa dibekali dengan barang mewah dari logam.
2)
Kehidupan Bidang Sosial
a)
Zaman Batu
¬
Zaman
Paleolithikum
v
Manusia
mulai hidup berkelompok dengan jumlah yang kecil.
v
Manusia
hidup dengan berburu dan mengumpulkan makanan.
v
Nomaden(Berpindah-pindah).
v
Bahasa
sebagai alat komunikasi sudah mulai terbentuk (menggunakkan tanda-tanda melalui
gerakan badan).
¬
Zaman
Neolithikum
Terjadi
Revolusi Neolithik, yaitu perubahan dari mengumpulkan makanan (food gathering)
menjadi menghasilkan makanan (food producing), dan dari kehidupan
berpindah-pindah (nomaden) menjadi kehidupan menetap. Masyarakat menghasilkan
makanan dengan cara bercocok tanam dan beternak. Masyarakat sudah bisa membuat
rakit dan perahu, membuat kerajinan, membuat anyam-anyaman , gerabah,serta
membuaat pakaian. Masyarakat pada masa ini cenderung bertempat tinggal di dekat
sumber air. Tempat tinggal mereka berupa rumah sederhana dengan atap dari
dedaunan.
b)
Zaman Logam
Pada masa ini, manusia di
Indonesia hidup atau tinggal menetap di desa-desa di daerah pegunungan,dataran
rendah, dan tepi pantai. Mereka hidup dalam perkampungan yang makin teratur dan
terpimpin. Rumah orang yang mampu pada Zaman Logam adalah rumah besar bertiang
dengan atap melengkung, dibawahnya (kolong) digunakan untuk tempat ternak.
Pembuatan alat-alat dari logam mendorong adanya pembagian kerja berdasarkan
keahlian.
3)
Kehidupan Bidang Budaya
i.
Zaman Batu
i.
Zaman
Batu Tua (Paleolithikum)
Perkembangan kebudayaan pada zaman ini sangat lambat
akibat keadaan alam yang masih liar dan labil. Alat-alat yang digunakan masih
kasar sebab teknik pembuatannya masih sederhana, yaitu dengan cara membenturkn
antara batu satu dengan batu lainnnya. Contoh alat batu yaitu Kapak genggam.
ii.
Zaman
Batu Madya (Mezolithikum)
Perkembangan
kebudayaannya berlangsung lebih cepat daripada Zaman Batu Tua. Pendukung zaman
ini adalah manusia yang cerdas (Homo sapiens).Keadaan alam sudah tidak seliar
dan selabil Zaman Batu Tua, manusia telah mencapai tingkat kebudayaan yang jauh
lebih tinggi.Alat batu yang digunakkan pada Zaman Batu Tua masih terus
digunakkan dan dikembangkan pada Zaman Batu Madya. Manusia zaman ini telah
mampu membuat gerabah, yaitu benda pecah belah yang dibuat dari tanah liat yang
dibakar. Pada Zaman Batu Madya telah berkembang kebudayaan Tulang Sampung,
kebudayaan Toala, dan kebudayaan Kapak Genggam Sumatra. Selain kebudayaan
tulang, alat-alat serpih, dan kapak, pada masa Batu Madya telah berkembang pula
seni lukis. Kegiatan menggambar pada dinding-dinding gua dilakukan oleh
pendukung kebudayaan Mezolithikum ketika mereka mulai menetap di gua-gua.
iii.
Zaman
Batu Muda (Neolithikum)
Perkembangan
kebudayaan pada masa ini sudah sangat maju daripada zaman sebelumnya. Hal ini
disebabkan adanya migrasi secara bergelombang penduduk proto-melayu dari Yunan,
Cina Selatan ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Alat dari batu yang
dipergunakan pada Zaman BaTu Muda sudah sangat halus pembuatannya karena mereka
sudah mengenal teknik mengasah dan mengupam. Kebudayaan batu pada zaman ini
dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu kebudayaan kapak persegi dan
kebudayaan kapak lonjong.
iv.
Zaman
Batu Besar (Megalithikum)
Pada
Zaman Megalithikum menghasilkan bangunan-bangunan monumental yang terbuat dari
batu-batu besar dan masif. Bangunan ini digunakkan sebagai sarana penghormatan
dan pemujaan terhadap arwah nenek moyang.
ii.
Zaman Logam/Perunggu
Pada
Zaman Logam ini, penduduk di Nusantara telah mampu mengolah dan melebur logam.
Hasil dari kebudayaan logam berupa : kapak corong, nekara, bejana perunggu,
arca-arca, benda-benda dari besi, dan gerabah.
4)
Kehidupan Bidang Ekonomi
a)
Zaman Batu
a. Zaman Batu Tua (Paleolithikum)
Manusia
purba pendukung Zaman Batu Tua hidup dengan berburu dan mengumpulkan
makanan.Apabila hewan buruan dan umbi-umbian sudah berkurang di suatu tempat, mereka
akan berpindah ketempat lain yang masih memiliki banyak sumber makanan.
b. Zaman Batu Madya (Mezolithikum)
Sebagian
manusia pendukung kebudayaan Mezolithikum masih tetap berburu dan mengumpulkan
makanan, tetapi sebagian dari mereka sudah mulai bertempat tinggal menetap di
gua-gua dan bercocok tanam secara sederhana.
c. Zaman Batu Muda (Neolithikum)
Pada
zaman ini,perubahan besar dalam kehidupan ekonomi terjadi. Perubahan tersebut
dikenal dengan Revolusi Neolitik, yaitu
perubahan dari mengumpulkan makanan menjadi menghasilkan makanan, dan dari
kehidupan berpindah-pindah menjadi kehidupan menetap. Mereka menghasilkan
makanan dengan cara bercocok tanam dan beternak. Kehidupan bercocok tanam dan
menetap memberikan banyak waktu luang bagi manusia pendukungnya. Waktu
luang ini mereka gunakan untuk berkarya
meningkatkan hasil budayanya.
b)
Zaman Logam
Pada
zaman ini, masyarakat sudah mengenal teknik-teknik pengolahan logam dan tata
susunan masyarakat menjadi semakin kompleks. Pembagian kerja semakin ketat dan
membutuhkan keterampilan tertentu. Pada Zaman Perundagian ini, masyarakat yang
hidup dari bercocok tanam sudah mengalami tingkat kemajuan. Jika sebelumnya
hanya dilakukan secara sistem ladang, sekarang menggunakan sistem persawahan.
Mata pencaharian masyarakat pada Zaman Logam adalah pertanian dan perdagangan.
5)
Kehidupan Bidang Teknologi
a)
Zaman Batu
i.
Zaman
Batu Tua (Paleolithikum)
Alat-alat
yang digunakan masih sangat kasar sebab teknik pembuatannya masih sangat
sederhana. Teknik tersebut dibagi menjadi 2, yaitu :
¬
Teknik
Pemangkasan / core tools yaitu teknologi yang dilakukan dengan cara menempatkan
batu yang akan dikerjakan pada sebuah paron (landasan untuk menempa) atau
dipegang. Teknologi ini menghasilkan alat batu seperti kapak genggam, kapak
perimbas, kapak penetak.
¬
Teknik
Pembenturan, yaitu teknologi yang dilakukan dengan cara membenturkan batu
dengan batu sehingga menghasilkan pecahan-pecahan batu. Pecahan-pecahan batu
tersebut kemudian dikerjakan lebih lanjut melalui 2 teknologi, antara lain :
¯
Teknik
clacton, adalah teknik membuat alat-alat batu untuk menghasilkan dataran pukul
lebar dan kerucut pukul tebal (kapak perimbas dan alat serpih Ngandong).
¯
Teknik
levallois, adalah teknik membuat alat-alat batu untuk menghasilkan dataran
pukul yang berfaset ataau berbidang-bidang (kapak perimbas dan alat serpih
Pacitan).
ii.
Zaman
Batu Madya (Mezolithikum)
Pada
zaman ini, alat-alat batu yang digunakan pada Zaman Batu Tua masih digunakan
dan dikembangkan. Alat-alat ini juga mendapat pengaruh dari Asia Daratan sehingga
memunculkan corak tersendiri.
iii.
Zaman
Batu Muda (Neolithikum)
Pada
Zaman Batu Muda, kemahiran membuat alat-alat dari batu sudah menunjukkan teknik
yang sangat tinggi. Pembuatan alat-alat dari batu ini dilakukan dengan cara
mengupam (mengasah). Selain itu, pada masa bercocok tanam ini perhiasan berupa
gelang dari batu dan kulit kerang telah dikenal juga. Selain alat-alat yang
terbuat dari batu dan tulang, gerabah, serta perhiasan, pada Zaman Batu Muda
atau masa bercocok tanam, alat pemukul kulit kayu juga sudah digunakan.
b)
Zaman Logam
Pada
Zaman Logam (masa Perundagian) atau masa bercocok tanam tingkat lanjut,
teknologi berkembang lebih pesat daripada zaman sebelumnya. Salah satu
penyebabnya adalah kemajuan dalam pelayaran dan perdagangan. Pembuatan alat-alat
dari logam dikerjakan oleh orang-orang yang mempunyai keahlian khusus yang
disebut undagi atau tukang.Teknik pembuatan benda perunggu ada 2 macam, yaitu
dengan cetak setangkup (bivalve) dan cetak lilin (a cire perdue). Manusia pada
periode ini juga sudah mampu melebur bijih-bijih besi dalam bentuk alat-alat yang sesuai dengan keinginan dan
kegunaannya. Pada masa ini, pembuatan gerabah juga berkembang pesat baik
bentuk, teknik, maupun ragam hiasnya. Pada masa ini sudah dikenal teknik
pembuatan gerabah dengan menggunakan roda putar pada landasannya
Komentar
Posting Komentar